Friday, June 12, 2009

Bagaimana Seorang Ayah Melahirkan Rasa Sayangnya ? - siri 1

Suatu ketika, ada seorang anak perempuan yang bertanya kepada ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbongkok-bongkok, disertai suara batuk-batuknya.

Anak perempuan itu bertanya pada ayahnya : "Ayah, mengapawajah ayah kian berkerut-merut dengan badan ayah yang kian hari kianmembongkok ?" Demikian pertanyaannya, ketika ayahnya sedangberehat di beranda.

Si ayah menjawab : "Sebab aku lelaki."

Anak perempuan itu berkata sendirian : "Aku tidak mengerti"...

Dengan kerut-kening kerana jawapan ayahnya membuatnyatermenung rasa kebingungan.

Ayah hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anaknya itu,terus menepuk-nepuk bahunya, kemudian si ayah mengatakan :"Anakku, kamu memang belum mengerti tentang lelaki." Demikian bisik Siayah,
yang membuat anaknya itu bertambah kebingungan.

Kerana perasaan ingin tahu, kemudian si anak itu mendapatkanibunya lalu bertanya kepada ibunya : "Ibu, mengapa wajah Ayah jadiberkerut-merut dan badannya kian hari kian membongkok? Dansepertinya ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit ?"

Ibunya menjawab : "Anakku, jika seorang lelaki yangbenar-benar bertanggungjawab terhadap keluarga itu memang akan demikian."


Hanya itu jawapan si ibu. Si anak itupun kemudian membesar danmenjadi dewasa, tetapi dia tetap juga masih tercari-cari jawapan, mengapawajah ayahnya yang tampan menjadi berkerut-merut dan badannyamenjadi membongkok?

Hingga pada suatu malam, dia bermimpi. Di dalam impian ituseolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali.Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suaturangkaian kalimah sebagai jawapan rasa kebingungannya selama ini.

"Saat Ku-ciptakan lelaki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan berusaha untuk menahan setiap hujungnya, agar keluarganya merasa aman, teduh dan terlindung."

"Ku ciptakan bahunya yang kuat dan berotot untuk membanting-tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya."

"Ku berikan kemahuan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari titisan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapat cercaan dari anak-anaknya".

bersambung....

0 comments:

Post a Comment